Topik ini sebenarnya topik kuno yang seharusnya sudah lama terimplementasi dalam perusahaan namun dalam kenyataannya bayak perusahaan atau industri yang masih kesulitan bagaimana caranya menumbuhkan budaya K3 dalam perusahaan. Bagi perusahaan yang sudah mengimplementasikn budaya K3 dengan baik seperti perushaan multinasional, pekerja yang masuk didalamnya bisa langsung menyesuaikan diri dengan budaya K3 dalam perusahaan.
Ada satu perbedaan yang budaya K3 antara negara Indonesia dengan negara maju, di Inggris misalnya. Di Inggris, semua kontraktor dan perusahaan tunduk dengan aturan K3 yang di keluarkan oleh HSE ( Health Safety Executive) jadi pertangungan jawab K3 semua kontraktor dan perusahaan pada HSE bukan pemberi kerja. Oleh karena standard K3 yang dimiliki oleh semua kontraktor and perusahaan sama kwalitasnya. Lain halnya di Indonesia dimana kontraktor dan perusahaan hanya memenuhi sesuai yang diminta oleh pemberi kerja karena dianggap pemenuhan K3 akan berdampak sebagai biaya. Perusahaan minyak sudah menerapkan bahwa kontraktor untuk menghitung anggaran K3 dalam penawaran pekerjaannya termasuk APD yang habis pakai.
Hal yang kedua bahwa kontraktor dan perusahaan masih level kepatuhan (compliance) terhadap persyaratan peraturan K3 supaya terbebas dari aspek hukum tapi sebenarnya budaya K3 belum bertumbuh dengan baik dimana tidak hanya kepatuhan tapi harus di level menyesuaikan (conformance). Kepatuhan hanya melakukan apa yang diwajibkan oleh peraturan merupakan syarat minimum dan dalam kenyataan pekerjaan sehari-hari kepatuhan saja tidak cukup untuk menjaga keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Contoh kepatuhan ini perusahaan masih melihat kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi demikian juga kalau bagi karyawan mereka masih melihat tugas dand tanggung jawab sja misalnya yang penting pakai APD. Bagi perusahaan yang sudah bertumbuh, mereka akan menyesuaikan diri dengan praktek-praktek terbaik (conformance) yang secara tidak langsung kepatuhan kepada peraturan K3 sudah pasti terpenuhi. Hal ini pun bila terlaksana dengan baik kalau budaya K3 dalam perusahan sudah dewasa.
Pertanyaan mendasarnya bagaiamana menumbuhkan budaya K3 dalam perusahaan?
1. Budaya K3 Korporat
Perusahaan yang mempunya budaya K3 yang dewasa sangat dipengaruhi oleh Budaya K3 Korporatnya terutama perusahaan yang sahamnya ada dipasar modal internasional. Bagi perusahaan sperti ini Resiko reputasi mempunyai nilai yang sangat penting karena berhubungan langsung dengan naik turunnya nilai saham.
Bagi Korporat K3 adalah terpenting dalam bisnis lebih dari pada hanya sekedar pencapaian produksi maupun laporan finansial. Itulah sebabnya bagi perusahaan multinasional “Kebijaksanaan K3” sangat penting untuk menggerakkan budaya K3. Disisi lain dengan adanya Kebijakan K3 juga menuntut perusahaan yang menyediakan peralatan yang memadai untuk K3 pekerja. Korporat mengerti dengan adanya budaya K3 yang dewasa akan meningkatkan kualitas produksi, mengurangi cacat produksi, meningkatkan kesehatan pekerja, mengurangi pemborosan baik dari orang sakit maupun hal-hal yang terbuang dengan sia-sia.
2. Menerapkan Budaya K3 secara terukur
Menerapkan budaya K3 yang terukur memerlukan dedikasi dari leadership. Linde menerapkan program LeadSafe untuk pimpinan perusahaan, program SiteSafe untuk memastikan pabrik aman, program ActSafe memastikan semua pekerja bekerja dengan aman, dan DriveSafe untuk memastikan pengemudi dan alat transportasi dalam kondisi aman. .
Program ini merupakan program besar yang memerlukan dukungan dan keterlibatan secara langsung dari manajemen dan pekerja. Bagi manajemen, kerterlibatannya harus terlihat dengan jelas dan dapat dirasakan dampaknya oleh pekerja. Manajemen dari pimpinan, manajer, supervisor dan pekerja harus dibuatkan tugas dan tanggung jawabnya. Program-program kerja harus di evaluasi tingkat keberhasilannya melalui pertemuan-pertemuan K3. Buatkan laporan-laporan secara terbuka dalam bentuk statistic yang mudah dimengerti. .
3. Fokus pada perilaku pekerja
Perilaku merupakan kebiasaan yang sering dilakukan atau dikatakan oleh pekerja. Lakukan investigasi untuk menemukan faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku tidak aman termasuk sikap dan situasi penyebab kejadian. Perkuat, beri appresiasi terhadap semua perilaku yang baik terutama sikap jujur, mengakui kesalahan, dan terlebih usaha2 untuk kemajuan K3. Pimpinan harus sering melakukan ‘Walk the talk” untuk melakukan engagement dengan pekerja, menanyakan beberapa hal seperti:
Lakukan appresiasi secara terbuka misalnya di minta sharing di waktu pertemuan K3, di masukkan di majalah perusahaan. Ukur secara periodic level perubahan kultur budaya K3 dari:
Pada saat dimana seseorang menyadari perlunya K3 untuk dirinya sendiri dan perlu menjaga keselamatannya orang lain dengan hati yang tulus (genuine care), melihat keselamatan orang lain seperti keselamatan dirinya sendiri, maka pada momen seperti itu Budaya K3 telah lahir dalam orang itu yang akan membentuk budaya K3 perusahaan itu. Bayi Budaya K3 harus terus di bantu oleh pimpinan perusahaan dan pekerja sehingga bola salju kecil itu menggelinding menjadi bola salju yang besar; membawa pekerja lainnya tertarik masuk dalam “putaran” budaya K3 perusahaan. Orang yang tidak berbudaya K3 akan kelihatan aneh dalam perusahaan.
Jika Anda memerlukan bantuan untuk meningkatkan budaya K3 dalam perusahaan bisa menghubungi Konsultan Safety di 081219844844 atau WA: 08111346468
Your Consultant Profile
Joko Wartono hold master degree in Chemical Engineering, graduated from Tennessee Technological University, USA. Professional Safety Consultant experienced as HSE Advisor managed full cycle of Contractor Safety phases for all contract services, HSE Training Advisor developed HSE mandatory training, Driving Safety Advisor managed conformance to Global standard, Engineering Service HSE Advisor for Cat C Project and Modification at BP, and as SHEQ manager at the Linde Group who manage and control SHEQ of all business units. As HSE consultant and HSE leadership trainer in many areas. Plug and Play HSEQ person with more than 15 year experiences to implement HSE MS and bring company to world class safety culture.
Joko Wartono is certified ISO 45001 Lead Auditor, ISO 45001 Lead Implementer, certified SMK3 Auditor by Depnaker, certified the AK3 Umum of Indonesian OH&S regulation, AK3 Migas for safe plant operation, AK3 Konstruksi, NEBOSH ITC in O&G Operational Safety Professional Health and Safety in Oil & Gas by OSHAcademy, PTK007 for Migas Supply Chain & Procurement, National Competent Trainer, IOSH Membership, Incident Management Team - Safety Officer. Familiar with BP OMS, Linde IMS, ISO 9001, ISO 14001, ISO 31000, Fire Protection System, Incident Command System , and Security intelligent and Site Security Management.
Ph. 021-7403379, 7412946.
Ph: 081219844844, WA: 08111346468